Sunday, November 05, 2006

SIAPA SIH DIRI KITA INI

Diri kita adalah makhluk yang bernama manusia, yang dalam bahasa filsafatnya adalah makhluk rohani yang di jasmanikan. Kenapa demikian, ya memang jauh-jauh sebelum terbentuknya zigotan bahkan sebelum terbentuknya / terjadinya pembuahan antara sperma dan ovum, rohani kita itu sudah ada di langit sana. Tatkala kira-kira usia janin berumur 4 bulan di alam kandungan dan pada saat Tuhan akan memberinya ruh. Ruh yang diatas sana yang tidak lain adalah diri kita ini, ditanya oleh Allah :Alastu birobbikum, bala syahidna (Apakah Aku Tuhanmu , ya kami bersaksi bahwa Engkau adalah Tuhan kami). Maka ditiupkanlah ruh itu ke dalam diri calon jabang bayi itu. Ringkas kata pada waktu yang dikehendaki maka lahirlah bayi itu ke alam dunia ini. Hari demi hari, bulan demi bulan serta berganti tahun. Singkat kata kalau kita menyadari dengan sungguh-sungguh, banyak diantara kita yang tidak tahu diri, lupa diri apalagi setelah lama melekat dengan dunia ini. Kita lupa dengan password kita, siapa sebenarnya kita,untuk apa kita dilahirkan, kepada siapa kita harus mengabdi, sampai akhirnya kita takut mati. Kita sering mementingkan yang materi, mengabaikan yang immateri. Padahal yang immateri adalah hakikat diri kita, kita sering terfokus pada pemeliharaan sangkar dan lengah untuk mengurus burungnya.
Kita sering menyesali, menangisi sangkar burung yang rusak dan melupakan, mengabaikan terbangnya, matinya makhluk dalam sangkar itu. Burung itu adalah ciptaan Allah, sedang sangkar adalah buatan manusia. Jasmani dan rohani adalah yang membentuk manusia. Keduanya adalah penting. Tetapi kalau diminta pilih, rohani adalah yang paling penting dan dia adalah bagian dariNya, berasal dariNya dan akan kembali kepadaNya. Manusia yang dalam bahasa arabnya insan, yang mempunyai arti lupa. Memang begitulah kenyataannya banyak diantara kita di dunia ini yang lupa kepada Tuhannya, pengakuannya sih ingat tetapi menurut kacamata Tuhan, mereka kebanyakan lupa. Kalau memang mereka pengingat yang baik seharusnya kondisi mereka saat ini selalu mengingat Allah, setiap detiknya karena mereka tidak tahu di detik yang mana, Tuhan akan memanggilnya. Ingat kematian tidak mengenal remedial seperti dalam KBK, kematian adalah penentuan lulus atau tidak lulus untuk jenjang berikutnya. Naudzu billah min dzalik.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home